Tak terpikir olehku untuk mendapat
kesempatan menjadi perias manten beneran, kali ini adalah temanku sendiri yang
akan menikah dengan pria hitam manis dari Bantul Jogjakarta, "Seperti
mimpi saja batinku" Pagi-pagi sekali aku bangunkan calon pengantin untuk
mulai di rias, maklum dukun mantenya masih belajaran, pasti deh memakan waktu
yang cukup lama meriasnya.
Sabtu, 21 Mei 2011
Senin, 16 Mei 2011
KERINDUAN YANG MENDALAM
Rindu............ rindu yang tak tertawarkan
Rindu kami padamu wahai ksatria negeri yang arifbijaksana
Di mana kan ku temukan, di mana kan ku mencarimu pula
Kekasih hati pujaan seluruh negeri
Tetes air mata bergelimang nestapa
Merindukanmu datang padaku, pada saudara-saudaraku
Sengsara, nelangsa punya siapa?
Miskin menyelimuti kami kelas teri
Suara perih kami bagai angin spoi menyapu debu berlalu tanpa sapu
Adakah yag sudi sebagai pemimpin umat
Juga sebagai pelayan umat tanpa mengharap imbalan nikmat
Adakah yang mengikhklaskan diri tuk jadikan pelayan kami umat negeri
Tanpa pamrih dan imbalan bergelimang hormat
Sudikah sebagai pelayan kami tanpa istana kemegahan
Tanpa harta benda dan kemewahan
Sanggupkah engkau mengacuhkan diri dari royal duniawi
Sanggupkan pelayan rakyat hidup merakyat
Sanggupkah memeras keringat,mengernyit jidat hanya untuk kepentingan umat
Sanggupkah mendengar melihat hamparan derita umat
Dan menggangkatanya menjadi lebih terhormat
Ku gelengkan kepalaku sendiri, ku kira siapa pun tak kan mampu
Hidup butuh meteri
Tapi keyakinan tetap menyala, harapan tetap membara
Rintih anak negeri harap ulur tangan ksatria berbudi perkerti tinggi
Seribu dari satu keajaiban yang mewujudkanya
Mimpikah kami......? adakah yang sudi......... ?
Pemimipin negeri mengharap ridhlo Illahi..........bukan mencari duniawi.
By : Ani purwani
Rindu kami padamu wahai ksatria negeri yang arifbijaksana
Di mana kan ku temukan, di mana kan ku mencarimu pula
Kekasih hati pujaan seluruh negeri
Tetes air mata bergelimang nestapa
Merindukanmu datang padaku, pada saudara-saudaraku
Sengsara, nelangsa punya siapa?
Miskin menyelimuti kami kelas teri
Suara perih kami bagai angin spoi menyapu debu berlalu tanpa sapu
Adakah yag sudi sebagai pemimpin umat
Juga sebagai pelayan umat tanpa mengharap imbalan nikmat
Adakah yang mengikhklaskan diri tuk jadikan pelayan kami umat negeri
Tanpa pamrih dan imbalan bergelimang hormat
Sudikah sebagai pelayan kami tanpa istana kemegahan
Tanpa harta benda dan kemewahan
Sanggupkah engkau mengacuhkan diri dari royal duniawi
Sanggupkan pelayan rakyat hidup merakyat
Sanggupkah memeras keringat,mengernyit jidat hanya untuk kepentingan umat
Sanggupkah mendengar melihat hamparan derita umat
Dan menggangkatanya menjadi lebih terhormat
Ku gelengkan kepalaku sendiri, ku kira siapa pun tak kan mampu
Hidup butuh meteri
Tapi keyakinan tetap menyala, harapan tetap membara
Rintih anak negeri harap ulur tangan ksatria berbudi perkerti tinggi
Seribu dari satu keajaiban yang mewujudkanya
Mimpikah kami......? adakah yang sudi......... ?
Pemimipin negeri mengharap ridhlo Illahi..........bukan mencari duniawi.
By : Ani purwani
TIPS KECANTIKAN "10 LANGKAH RAMBUT SEHAT"
Merawat kecantikan tidak terlepas dari perawatan rambut dan kulit kepala :
1. Menjaga Kebersihan Rambut
KEKALAHANKU
Harus ku akui
Harus ku memuji
Harus ku angkat topi
Salut ku untukmu..........
Gapai rengkuh tanganmu mampu memeluk mimpi
Indah duniawi yang kau cari
Kau punya segalanya
Segala ......yang kau renggut dariku
Jiwaku ragaku hartaku dan agamaku
Selambar nama yang tlah kau koyak
Masih melekat walau tanpa harga diri
Tatapan mata melucuti nyali
Aku pulang tanpa dendam
Biarlah ku tapaki hari hari ku yang penuh rintang dan duri
Meniti garis Illahi dalam kehidupan ini
Ambisi tuk kuasai dunia hati hingga kau lupa diri
Slamat tinggal ambisi ku tak mampu menuruti
Harus ku memuji
Harus ku angkat topi
Salut ku untukmu..........
Gapai rengkuh tanganmu mampu memeluk mimpi
Indah duniawi yang kau cari
Kau punya segalanya
Segala ......yang kau renggut dariku
Jiwaku ragaku hartaku dan agamaku
Selambar nama yang tlah kau koyak
Masih melekat walau tanpa harga diri
Tatapan mata melucuti nyali
Aku pulang tanpa dendam
Biarlah ku tapaki hari hari ku yang penuh rintang dan duri
Meniti garis Illahi dalam kehidupan ini
Ambisi tuk kuasai dunia hati hingga kau lupa diri
Slamat tinggal ambisi ku tak mampu menuruti
SEKAR LARAS LUMINTU
Gending ayun-ayun masih mendayu tangan gemulaiku tak lelah menari mengiringi dini hari yang dingin. Pria yang menjadi pasangan menariku (pelandang) tak jemu-jemunya mencuri-curi kesempatan untuk menyentuh wajahku, dengan sigapnya aku bisa menghindarinya di sela gelu putaran leherku. Entah sudah berapa puluh laki-laki yang ngibing bersamaku menari,
Rabu, 11 Mei 2011
TEKADKU
Kukumpulkan segenap kekuatan, bangkit dari keterputukan bersama serpihan iman yang masih tertinggal didada. Entahlah begitu inginku mempartahankanya hingga detik ini.Walaupun dulu aku sangat mengagumi, mencintainya dengan segenap perasaan yang menggebu namun ku tak rela kaki melangkah memasuki satu ruang asing bagi jiwaku, yaitu kepercayaan lain yang engkau haruskan dan menjadi syarat utama selain cinta untuk hidup bersama berdua denganmu.
Langganan:
Postingan (Atom)