Tak terpikir olehku untuk mendapat
kesempatan menjadi perias manten beneran, kali ini adalah temanku sendiri yang
akan menikah dengan pria hitam manis dari Bantul Jogjakarta, "Seperti
mimpi saja batinku" Pagi-pagi sekali aku bangunkan calon pengantin untuk
mulai di rias, maklum dukun mantenya masih belajaran, pasti deh memakan waktu
yang cukup lama meriasnya.
Dengan Bassmalah kumantapkan hati mulai menyisir rambut
Tari sahabat kentalku ini, walau dalam hati dagdigdug juga " Pie iki kalau
hasilnya jelek malu aku " kata hati kecilku. Kan temanten prianya dari
Jogjakarta yang pasti kalau daerah sana riasan mantenya lebih bagus dan lebih
pakem.
Pe De aja lah pikirku kemudian,
pastilah mereka maklum kalau tahu dukun mantene masih nyantrik Akhirnya selesai
juga tugasku merias pengantin putri
tinggal merias pengantin pria tak serumit merias pengantin wanita ganti baju
saja sebentar di dandanin sedikit pakai bedak, lipstik tipis saja sudah ok dan
Pak Penghulu sudah datang.Tak selang berapa lama mendapat mandat mengadirkan
kedua mempelai untuk segera di nikahkan di ruang tamu yang telah di tata
sederhana namun terkesan apik.
Berderet kanan kiri para saksi,keluarga
kedua mempelai,pengiring pengantin putra yang kebanyakan masih jomblo mereka
asyik berkelakar menggoda kedua mempelai yang masih di dalam ruang rias.Telah
di siapkan meja di tengah ruangan di mana Pak Penghulu sudah siap untuk memulai
acara ijab kabulnya. Kulihat situasi sudah agak sedikit tenang inilah saatnya
menghadirkan kadua mempelai agak sedikit malu sepertinya Tari temanku ini jadi
pengantin pria yang lebih dulu menuju
ruangan denang pe denya tanpa menunggu pengantin putri keluar bersamanya.
Begitu Mas Sarjono menampkan
wajahnya di balik gorden aku dan Tari mengikutinya dari belakang dengan
isengnya pengiring pengantin pria
menabuhinya dengan suara gendingan kebo giro yang di suarakan dengan mulut,
tanpa basa basi lagi Mas Sarjono maju ke depan dan cancut taliwondo menyibakan
jarik/ kain yg dikenakanya menari ala Bupati ketoprak yang lagi gandrung.Kontan
saja semua yang ada di situ langsung tertawa terpingkal-pingkal melihat
pengantin pria yang sedang beraksi tersebut.Aku sendiri langsung deprok di
lantai saking tidak tahan menahan perutku yang sakit karena tertawa, sesaat
kemudian situasi sudah kembali tenang Mas Sarjonopun sudah duduk taklim di sisi
wali pengantin putri.
Akupun menuntun pengantin putri
menyusul duduk sambil mengusap air mataku yang berderai saat tertawa tadi,
untungnya riasanya tidak rusak karena air mata coba kalau berantakan huh repot
juga. Masih di iringi senyum-senyum geli mengingat aksi tadi namun acara ijab
kabulnya berlangsung cukup hikmad
walaupun tadi ada aksi yang menghebohkan. Selasai sudah acara begitu
singkatnya setelah acara ini tidak ada tambahan acara lagi karena temanku tidak
suka hal-hal yang bebau mubazir yang penting singkat, padat, yang perpenting
isinya, katanya.
Sasampai dirumah akupun masih
senyum-senyum sendiri kalau mengingat hal itu.
Kok ada ya
orang yang lucu banget kayak Alm.Basuki, mending gabung saja ke
Srimulat
untuk menyalurkan bakat humornya.
Dering hpku membuyarkan lamunanku,
segera ku sambar tuk menerimanya
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam,
Ani ini aku Tari" sahut suara di seberang sana
"Pie
Ri, ada apa?" tanyaku
"Begini,
mertuaku pingin bikin acara walimahan di bantul, sana"
"Kapan"
"Besok,
kamu bisa nggak"
"Wah
mendadak sekali, tapi nggakpapa nanti sore aku ke rumah kamu, oh ya mau
pakai baju
yang mana?" tanyaku balik
"Terserah
kamu aja dech yang penting bagus"
"Ok lah
kalau begitu aku siapin sekarang"
"Ok,
terimakasih ya"
"Sama-sama"
"Wasalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Tut, terdengar hp ditutup dari
seberang akupun segera menyiapkan pakaian yang kira-kira pantas untuk acara
besok.Kurang lebih 3 jam menempuh perjalanan dari rumah Tari, Sigaluh,
Banjarnegara hingga Banyumeneng, Bantul, Jogjakarta, tibalah di rumah Mas
Sarjono yang ternyata telah di persiapkan dengan sekomplit-komplitnya tinggal
mengiring kedua mempelai menuju pelaminan. Para tamu undangan yang sejak tadi
menunggu kami langsung berdiri menyambut kedatangan rombongan pengantin.
Kali ini terdengar gending kebo
giro sungguhan asli dari kaset yang di putar bukan lagi hasil paduan suara
teman-teman pengiring dan Mas Sarjono pun dengan gagahnya berdampingan pengantin
putri melangkah pelan penuh wibawa. Dengan harap-harap cemas aku membimbing
mempelai, jangan-jangan Mas Sarjono njoged lagi seperti waktu itu, pasti para
tamu akan tertawa geli di buatnya.
Tetapi kecemasanku tak berlangsung lama karena mereka telah tiba duduk di
pelaminan.
Setelah merapikan letak duduk
kedua mempelai aku menyingkir menuju bangku tamu yang masih kosong. Acara
langsung di mulai dari penyambutan dan perkanalan dari pembawa acara yang
ternyata juga bernama Sarjono.Pembawaan Mas MC yang sangat santun tapi di
selingi humor-humor segar lucu sehingga para tamu undanag hadirin merasa tak
jemu-jemunya mendengar guyonannya. Pada sesi berikutnya adalah nasehat /
pitutur dari sesepuh yang ternyata juga bernama Bpk Sarjono.
Kontan saja semua hadirin tertawa
mendengarnya, betapa aku sangat di buat geli dan terharu atas peristiwa yang
terjadi kali ini. Aku berfikir Tari pastilah akan awet muda hingga nantinya
karena selalu di temani Mas Sarjono yang pelawak dan tetangga 2 tatangga yg tak
kalah lucunya. Ahhhhhhhh. . . . aku sangat ngiri di buatnya.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar