Laman

Minggu, 19 Februari 2012

SERUPA TAPI TAK SAMA

SERUPA TAPI TAK SAMA
Aku bekerja pada keluarga Chow Loi Ho sudah 5 tahun lamanya, Majikan laki-laki saya memanggilanya dengan sebutan Yeyek dia adalah sosok yang gigih bekerja, semangatnya tetap menyala walau usianya sudah  mencapai 91 tahun. Badanya masih sehat segar bugar, tidak perlu dikawal.
Pagi bangun tidur banyak kegiatan yang dilakukanya, menyiram bunga, olah raga, dan bersantai di kursi pijatnya. Setelah sarapan baru ganti baju jas komplit dengan dasinya, berangkat ke bank ngecek sahamnya, kadang aku iseng membuntutinya kalau kebetulan mau belanja, menemaninya berjalan sambil ngobrolin banyak hal yang paling ia suka adalah ketika muda dulu adalah seorang pekerja keras walaupun ia seorang nahkoda kapal nelayan di kapalnya sendiri namun segala sesuatu ia labih banyak mengerjakan sendiri hal yang kurang disukai anak buahnya, dan tidak pernah memerintah. Semua ia lakukan dengan perbuatan jadi anak buahnya malah menjadi segan, saya percaya itu karena kalau di rumah juga seperti itu ia jarang menyuruhku mengerjakan sesuatu tapi ia tumandang dewe.

Hingga saat sekarangpun yeyek masih membuka usaha studio karaoke buat para lansia seusianya lengkap dengan alat music dan recordingnya sedangkan salah satu menantunya sudah ada yang pensiun dini  dan menganggur. Di rumah bila ada kerusakan pasti ia pebaiki sendiri jarang sekali memanggil tukang servis yang bayaranya tidaklah murah misale, kran air, closed  mampet bahkan listrik pun sering dia aplikasikan sendiri tanpa mengalami kendala. Sering ia menyimpan barang-barang yang menurutku sampah tapi baginya adalah aset persiapan kalau suatu hari ada gunanya,  jadi rumah kami penuh dengan kotak peralatan pertukangan dan alat-alat lainya. Bahkan dia tidak mau membuang kipas angin yang sudah rusak tutupnya dia memilih menalinya dengan rafia, tak peduli nemuai protes dari anak-anaknya dia dengan entengnya bilang ”wan po” artinya daur ulang, dengan kata lain ia ingin ikut menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak berjiwa kosumtif seperti orang Hong Kong kebanyakan. Menurut pengamatan saya orang Hong Kong memang sangat konsumtif, daya belinya tinggi sehingga sebagian besar mereka akan membuang begitu saja alat-alat elektronik yang mereka pikir sudah jadul, ketinggalan jaman dan segera manggantinya dengan model terbaru.


Dia benar-benar seorang yang pekerja  keras yang patut diambil contoh. Sosoknya yang gigih dan ulet tidak suka mengandalkan orang lain sekalipun dari 6 anaknya. Mungkin berkesan pelit tapi dibalik itu banyak pesan didalamnya, terutama soal makanan dia sangat mengutamakan kesehatan. Tidak suka yang berminyak dan tidak suka pergi yam cha, ia lebih suka nyarap di rumah. Jarang sekali mengkonsumsi daging babi, yeyek paling suka sea food, terutama ikan, tiada hari tanpa ikan pokonya, ini merupakan keberuntunagnku selain mendapat majikan baik jarang pula berurusan dengan daging babi, Alhamdulillah banget, yah


Banyak kesamaan antara Yeyek dan Mendiang kakeku Darmo Suwito, Beliau juga  yang gigih dalam berjuang dan bekerja hingga usia tua. Darah seni mengalir diantara keduanya walaupun tak sama namun mereka berdua berkcimpung dalam bidang yang serupa. Hari ini tanggal 17 Oktober 2011 aku diajak kakek untuk melihat pertunjukan operanya orang Hong Kong, senang sekali rasanya entah mengapa aku sangat menikmati momentum ini seperti halnya almarhum kakekku aku sering turut mengikutinya kala ada tanggapan pentas wayang atau nabuh untuk rombongan ketoprak lain.

Kenangan itu begitu melekat di kalbu, terimakasih ya Allah telah menghadirkan sosok yang sama dengan Almarhum kakek di negeri yang jauh ini.


info software full version
www.mashuri-pc.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar