Pojok tram . .
. .
Kembali ku
disini . . . .
Kutetap setia
menanti . . . .
Mengapa ? aku
juga tak tahu pasti tiap kali aku merasa sendiri aku menyukai momen ini
Sendiri
termenung di pojok tram, terkadang dalam kesendirian, kesunyian, keterpurukan
timbul inspirasi
Kali ini taka
da inspirasi dalam benakku hanya tanganku yang gatal ingin sekali menorehkan
rasa kesendirian ini, duduk di pojok tram menikmati hingar bingar megapolitan
Hongkong.
Pojok tram bak
singgasanaku tak rela bila ada yang lain telah lebih dulu menempatimu.
Terurai
masalah-masalah yang menggelepar membuatku tua sebelum waktunya bagai tram ini
sejak penjajahan Inggris dia sudah bercokol di sini mememaniku menjadi memahami
sisi kehidupan lain dengan situasi lain pula.
Tram /
theng-theng orang Hongkong menyabutnya derit remnya yang memekak telinga,
menjerit histeris bagai kuda mengigit besi.Tranportasi murah meriah berjalan
pelan di antra penguasa jalan lainya, namun dia tetap exis tetap gagah di
tengah arena tak ada yang berani menyerobot jalurmu tak ada pula yang
menyerudukmu dan tak ada yang mengganggumu kau bagai raja jalanan yang tak
terkalahkan oleh siapapun walau polahmu sesungguhnya hanya begitu-begitu. Cukup
dengan 2 dollar saja kita bisa duduk sepuasnya.Theng-theng kau teman setiaku
kala aku berlibur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar