Laman

Minggu, 02 September 2012

Pojok Tram

Pojok tram . . . .
Kembali ku disini  . . . .
Kutetap setia menanti . . . .
Mengapa ? aku juga tak tahu pasti tiap kali aku merasa sendiri aku menyukai momen ini
Sendiri termenung di pojok tram, terkadang dalam kesendirian, kesunyian, keterpurukan timbul inspirasi
Kali ini taka da inspirasi dalam benakku hanya tanganku yang gatal ingin sekali menorehkan rasa kesendirian ini, duduk di pojok tram menikmati hingar bingar megapolitan Hongkong.


Pojok tram bak singgasanaku tak rela bila ada yang lain telah lebih dulu menempatimu.
Terurai masalah-masalah yang menggelepar membuatku tua sebelum waktunya bagai tram ini sejak penjajahan Inggris dia sudah bercokol di sini mememaniku menjadi memahami sisi kehidupan lain dengan situasi lain pula. 

Tram / theng-theng orang Hongkong menyabutnya derit remnya yang memekak telinga, menjerit histeris bagai kuda mengigit besi.Tranportasi murah meriah berjalan pelan di antra penguasa jalan lainya, namun dia tetap exis tetap gagah di tengah arena tak ada yang berani menyerobot jalurmu tak ada pula yang menyerudukmu dan tak ada yang mengganggumu kau bagai raja jalanan yang tak terkalahkan oleh siapapun walau polahmu sesungguhnya hanya begitu-begitu. Cukup dengan 2 dollar saja kita bisa duduk sepuasnya.Theng-theng kau teman setiaku kala aku berlibur.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar